Perbedaan Negara Anggota dan Negara Mitra BRICS

Perbedaan Negara Anggota dan Negara Mitra BRICS

bagusplace.com. Perbedaan Negara Anggota dan Negara Mitra BRICS. BRICS adalah blok ekonomi yang terdiri dari negara-negara berkembang dengan pengaruh besar di dunia. Blok ini resmi berdiri pada tahun 2009, dengan tujuan utama memperkuat kerja sama ekonomi, politik, dan perdagangan di antara negara-negara anggotanya. Saat ini, BRICS terdiri dari 10 anggota tetap dan beberapa negara mitra. Meskipun keduanya terlibat dalam berbagai proyek dan kolaborasi, terdapat perbedaan yang signifikan antara peran negara anggota dan negara mitra ini .

Negara Anggota BRICS

Daftar Negara Anggota

Negara anggota BRICS saat ini terdiri dari:

  • Brasil
  • Rusia
  • India
  • China
  • Afrika Selatan
  • Arab Saudi
  • Ethiopia
  • Iran
  • Uni Emirat Arab (UEA)
  • Mesir
  • Republik Demokratik Kongo (DRC)

Negara-negara ini adalah anggota tetap yang memiliki pengaruh besar dalam struktur BRICS. Mereka adalah pilar utama dari blok ini, yang menentukan arah kebijakan dan strategi global BRICS.

Perbedaan Negara Anggota dan Negara Mitra BRICS

Kewenangan dan Peran Negara Anggota

Sebagai anggota tetap, negara-negara ini memiliki hak istimewa dalam pengambilan keputusan. Mereka terlibat langsung dalam perumusan kebijakan, strategi politik, dan ekonomi yang akan diambil oleh BRICS. Dengan kata lain, anggota BRICS memiliki posisi yang kuat dan suara besar dalam menentukan arah masa depan blok ini. Kewenangan yang diberikan kepada negara anggota memungkinkan mereka untuk menetapkan strategi perdagangan, proyek investasi, dan kerjasama di berbagai bidang, termasuk energi dan teknologi.

Negara anggota juga memiliki kewajiban untuk menghadiri pertemuan-pertemuan penting yang diadakan oleh BRICS. Mereka harus terlibat aktif dalam diskusi yang berkaitan dengan kerjasama ekonomi, politik, dan masalah global lainnya. Hal ini memberi mereka posisi tawar yang kuat dalam membentuk aliansi dengan negara-negara maju dan mengarahkan kebijakan ekonomi global yang lebih menguntungkan bagi negara berkembang.

Lihat Juga :  7 Warga Ukraina Tewas dalam Serangan Rusia di Dnipro dan Kyiv

Negara Mitra BRICS

Daftar Negara Mitra

Selain anggota tetap, BRICS juga memiliki negara mitra yang terlibat dalam berbagai kolaborasi dan proyek. Saat ini, terdapat 13 negara mitra BRICS, yaitu:

  • Aljazair
  • Belarus
  • Bolivia
  • Kuba
  • Kazakhstan
  • Nigeria
  • Thailand
  • Turki
  • Uganda
  • Uzbekistan
  • Vietnam
  • Indonesia
  • Malaysia

Negara-negara ini adalah bagian dari komunitas yang lebih luas, yang berpartisipasi dalam proyek-proyek tertentu dan menikmati beberapa manfaat kerja sama, tetapi tidak memiliki status penuh sebagai anggota BRICS.

Peran dan Keterlibatan Negara Mitra

Negara mitra BRICS tidak memiliki hak pengambilan keputusan seperti anggota tetap. Mereka tidak diharuskan untuk hadir di semua pertemuan penting, dan pengaruh mereka dalam menentukan arah kebijakan BRICS sangat terbatas. Namun, negara mitra masih dapat terlibat dalam proyek kolaborasi yang diadakan oleh negara anggota BRICS. Misalnya, mereka bisa berpartisipasi dalam proyek investasi, energi, dan perdagangan, yang memberikan mereka akses ke pasar-pasar besar dari negara anggota.

Walaupun tidak memiliki posisi tawar yang kuat, negara mitra tetap bisa mendapatkan manfaat dari kolaborasi dengan BRICS. Mereka dapat memperkuat hubungan ekonomi dengan negara anggota, yang mungkin sulit dilakukan jika mereka bertindak sendiri. Namun, hubungan antara negara mitra dan anggota mitra ini umumnya tidak seintim hubungan yang terjalin di antara anggota tetap.

Perbedaan Utama Antara Negara Anggota dan Negara Mitra BRICS

Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan

Perbedaan paling mendasar antara negara anggota dan negara mitra ini terletak pada keterlibatan dalam pengambilan keputusan. Negara anggota memiliki peran aktif dalam menentukan kebijakan dan strategi yang akan diterapkan oleh blok ini. Mereka adalah pengambil keputusan utama yang memiliki kewenangan penuh atas arah BRICS. Negara anggota menetapkan agenda dan memastikan bahwa kebijakan yang diambil sesuai dengan kepentingan bersama mereka.

Lihat Juga :  Israel dan Hizbullah Saling Serang dengan Roket

Di sisi lain, negara mitra tidak memiliki hak tersebut. Keterlibatan mereka lebih terbatas dan berfokus pada proyek-proyek tertentu. Mereka tidak ikut serta dalam pengambilan keputusan strategis, tetapi mereka bisa berkolaborasi dalam proyek yang di pimpin oleh negara anggota.

Pengaruh dan Posisi Tawar

Negara anggota memiliki posisi tawar yang kuat ketika membentuk aliansi dan kerjasama internasional. Dengan status sebagai anggota penuh, mereka bisa menarik lebih banyak mitra dagang dan mendapatkan akses ke sumber daya yang lebih besar. Sebaliknya, negara mitra tidak memiliki pengaruh besar dalam proses ini. Mereka lebih berperan sebagai peserta dalam proyek kolaborasi tanpa hak untuk menetapkan arah kebijakan.

Kewajiban untuk Berpartisipasi

Negara anggota harus hadir di semua pertemuan penting dan aktif terlibat dalam diskusi strategis. Mereka memiliki tanggung jawab untuk memastikan kelancaran kerja sama dan pengambilan keputusan yang efektif di dalam blok. Sementara itu, negara mitra tidak memiliki kewajiban tersebut. Mereka dapat memilih proyek mana yang ingin mereka ikuti tanpa harus terikat dengan semua kebijakan yang di tetapkan oleh negara anggota.

Kesimpulan

Baik negara anggota maupun negara mitra BRICS memiliki peran penting dalam memperkuat blok ekonomi ini. Meskipun peran dan pengaruh mereka berbeda, keduanya berbagi visi yang sama untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan meraih manfaat bersama. Negara anggota memegang kendali utama atas kebijakan dan strategi BRICS, sedangkan negara mitra lebih berperan sebagai kolaborator yang dapat bergabung dalam proyek tertentu. Meskipun demikian, keberadaan negara mitra memperluas jangkauan dan dampak global dari mitra ini, menjadikannya blok yang semakin kuat dan terhubung dengan banyak negara di seluruh dunia.